Pages

Thursday, August 6, 2020

Muhadjir Effendy: Keluarga Miskin Besanan, Lahir Keluarga Miskin Baru. Pernyataan Yang Menyakiti Guru-Guru Pra Sejahtera.

   
 Muhadjir Effendy kembali membuat heboh, beliau mengatakan bahwa sesama keluarga miskin besanan, lahir keluarga miskin baru.

    Bukan kali ini saja mantan Mendikbud itu membuat heboh. Sebelumnya, beliau juga pernah mengutarakan gagasan bagaimana jika TNI di perbatasan menjadi guru di sekolah perbatasan. Memang, masih banyak sekolah di perbatasan yang kekurangan guru, tapi tidak mesti memakai TNI untuk menjadi guru.

    Beliau juga mengatakan, sebelum TNI bertugas mengajar di sekolah, mereka akan diberikan pelatihan beberapa bulan bagaimana cara mengajar dan materi kependidikan lainnya. Terang saja, banyak guru-guru yang memberikan beragam reaksi.

    "Kalau gitu, boleh dong kita yang saat ini menjadi guru juga berdinas di TNI."
    "Kuliah sarjana pendidikan empat tahun buat jadi guru, TNI cuma beberapa bula, gila!"
    "Sudah S.Pd., saja susah menjadi guru, harus sebar lamaran kemana-mana, enak banget TNI."

    Bukan hanya protes dari guru-guru, kekhawatiran masuknya militer ke dalam ruang pendidikan juga datang dari para pegiat HAM. Masuknya TNI ke dalam instansi sipil, terutama ruang pendidikan adalah pelanggaran terhadap Undang Undang Pertahanan dan kembalinya Fungsi Kekaryaan atau Dwi Fungsi. Kekhawatiran juga muncul dari pengalaman historis kejadian-kejadian di lembaga pendidikan yang memakai kultur militer dalam membentuk karakter dan kedisiplinan.

    Ujaran Muhadjir tentang tumbuhnya keluarga miskin karena pernikahan sesama orang miskin tentu cukup meyentil perasaan masyarakat, termasuk kalangan pendidik yang masih jauh dari sejahtera. Banyak guru honorer yang hingga saat ini digaji di bawah Rp300 ribu per bulan.

    Nasib guru yang belum sejahtera inilah yang membuat masih banyak guru-guru memutuskan untuk menunda pernikahan. Banyak guru yang belum menikah bisa kita temukan di sekolah-sekolah, terutama mereka yang tidak berstatus sebagai PNS dan Guru Tetap Yayasan.



*Sumber gambar: Tribunnews.com

No comments:

Post a Comment